Laman

Sabtu, 17 Mei 2014

FILSAFAT ILMU DAN PENELITIAN

ILMU TERAPAN DAN ILMU DASAR,
MANAKAH YANG LEBIH PENTING DALAM PERLINDUNGAN TANAMAN?

Oleh.
RACHMAD SAPUTRA 

Program Studi Fitopatologi, Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada


Perlindungan tanaman merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menjaga tanaman yang dibudidayakan. Menjaga yang dimaksud adalah dari organisme pengganggu tanaman agar terhindar dari kehilangan hasil. Di dalam perlindungan tanaman tersebut, akan banyak aspek yang menjadi penentunya, diantaranya yakni jenis komoditi yang ditanam, jenis organisme pengganggu tanamannya serta tindakan pencegahan maupun  pengendaliannya dalam upaya melindungi tanaman.
Kembali kepada pertanyaan, manakah yang lebih penting ilmu terapan dan ilmu dasar dalam perlindungan tanaman, maka ilmu terapan merupakan pilihan yang lebih tepat. Baik ilmu dasar (basic science) maupun ilmu terapan (applied science) merupakan dua konsep yang tidak terpisahkan, dimana ilmu terapan merupkan perluasan dari ilmu dasar. Jika mengacu pada aspek perlindungan tanaman maka, ilmu dasar lebih menekankan pada sisi biologi, baik biologi tanaman maupun biologi organisme pengganggu tanamannya. Sedangkan ilmu terapan lebih mengedepankan pada masalah praktis yang secara riil di lapangan yang harus dipecahkan.
Perlindungan tanaman sendiri merupakan salah satu bidang ilmu di bawah ilmu pertanian. Dalam perlindungan tanaman itu sendiri merupakan sinergi dan perpaduan  antara banyak disiplin ilmu seperti entomologi, acarologi, nematologi, virologi, mikologi, mikrobiologi, fitopatologi, ekologi, biologi molekuler, ekonomi, agronomi, ilmu tanah, klimatologi, sosiologi, dan ilmu-ilmu lainnya. Oleh karenanya, jika kita menerapkan ilmu dasar perlindungan perlindungan tanaman akan sangat sulit dan membutuhkan waktu lama dibandingkan dengan menerapkan ilmu terapan. Hal tersebut dikarenakan kita harus mengkaji satu persatu aspek dalam perlindungan tanaman, sementara kondisi dilapangan itu selalu dinamis. Sebagai contoh penyakit layu bakteri pada tanaman tomat. Dengan adanya pengaruh global warming, kini telah banyak munculnya ras-ras baru dari Ralstonia solanacearum, sehingga dengan ilmu terapan akan lebih mudah dalam merumuskan langkah perlindungan tanamannya yang sesuai dengan keadaan terbaru di lapangan.
Dengan demikian, ilmu terapan lebih dapat dengan cepat menjawab permasalahan-permasalahan yang banyak terjadi di lapangan dalam hal perlindungan tanaman. Karena ilmu terapan lebih dinamis dan merupakan pengembangan ilmu yang lebih menyesuaikan dengan perubahan kondisi kekinian dengan tetap menjadikan ilmu dasar sebagai langkah awal dalam pengembangannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar