ILMU TERAPAN DAN ILMU
DASAR,
MANAKAH YANG LEBIH
PENTING DALAM PERLINDUNGAN TANAMAN?
Oleh.
RACHMAD SAPUTRA
Program Studi Fitopatologi, Fakultas
Pertanian
Universitas Gadjah Mada
Perlindungan
tanaman merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menjaga tanaman
yang dibudidayakan. Menjaga yang dimaksud adalah dari organisme pengganggu
tanaman agar terhindar dari kehilangan hasil. Di dalam perlindungan tanaman
tersebut, akan banyak aspek yang menjadi penentunya, diantaranya yakni jenis
komoditi yang ditanam, jenis organisme pengganggu tanamannya serta tindakan
pencegahan maupun pengendaliannya dalam
upaya melindungi tanaman.
Kembali kepada
pertanyaan, manakah yang lebih penting ilmu terapan dan ilmu dasar dalam
perlindungan tanaman, maka ilmu terapan merupakan pilihan yang lebih tepat.
Baik ilmu dasar (basic science) maupun ilmu terapan (applied science)
merupakan dua konsep yang tidak terpisahkan, dimana ilmu terapan merupkan
perluasan dari ilmu dasar. Jika mengacu pada aspek perlindungan tanaman maka,
ilmu dasar lebih menekankan pada sisi biologi, baik biologi tanaman maupun
biologi organisme pengganggu tanamannya. Sedangkan ilmu terapan lebih
mengedepankan pada masalah praktis yang secara riil di lapangan yang harus dipecahkan.
Perlindungan
tanaman sendiri merupakan salah satu bidang ilmu di bawah ilmu pertanian. Dalam
perlindungan tanaman itu sendiri merupakan sinergi dan perpaduan antara banyak disiplin ilmu seperti
entomologi, acarologi, nematologi, virologi, mikologi, mikrobiologi,
fitopatologi, ekologi, biologi molekuler, ekonomi, agronomi, ilmu tanah,
klimatologi, sosiologi, dan ilmu-ilmu lainnya. Oleh karenanya, jika kita
menerapkan ilmu dasar perlindungan perlindungan tanaman akan sangat sulit dan
membutuhkan waktu lama dibandingkan dengan menerapkan ilmu terapan. Hal
tersebut dikarenakan kita harus mengkaji satu persatu aspek dalam perlindungan
tanaman, sementara kondisi dilapangan itu selalu dinamis. Sebagai contoh
penyakit layu bakteri pada tanaman tomat. Dengan adanya pengaruh global
warming, kini telah banyak munculnya ras-ras baru dari Ralstonia
solanacearum, sehingga dengan ilmu terapan akan lebih mudah dalam merumuskan
langkah perlindungan tanamannya yang sesuai dengan keadaan terbaru di lapangan.
Dengan demikian,
ilmu terapan lebih dapat dengan cepat menjawab permasalahan-permasalahan yang
banyak terjadi di lapangan dalam hal perlindungan tanaman. Karena ilmu terapan
lebih dinamis dan merupakan pengembangan ilmu yang lebih menyesuaikan dengan
perubahan kondisi kekinian dengan tetap menjadikan ilmu dasar sebagai langkah
awal dalam pengembangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar